Sejarah Nokia, Harga Nokia, Kehebatan Nokia
Sejarah Nokia
Ketika pertama kali berdiri, Nokia mengawali usahanya bukan dari bisnis telepon seluler. Tahun 1865, Nokia yang berdiri di Tampere, Finlandia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di usaha penggilingan bubur kayu. Pendirinya adalah Fredrik Idestam.
Pada tahun 1871, Nokia resmi berbadan hukum. Saat itu, perusahaan sudah berkembang dan memiliki beberapa cabang. Kantor pusat Nokia pada waktu itu terletak di Espoo yang berada di bawah wilayah Finlandia.
Cari tahu juga harga nokia android, harga nokia x71, harga nokia jadul, hp nokia terbaru 2020, hp nokia android 4g, harga nokia g20, harga nokia terbaru 2021, harga nokia terbaru 2020 tipis
Nama Nokia sendiri berasal dari sebuah perusahaan karet yang berdiri pada awal abad 20. Pasca perang dunia pertama, perusahaan ini kemudian mengakuisi pabrik penggilingan bubur kayu serta perusahaan kabel di Finlandia. Ketiga perusahaan ini melebur dengan nama Nokia Corporation. Nokia Corporation ini berkonsentrasi pada usaha pembuatan mesin bubur kayu dan pembuatan kertas. Selanjutnya sejak tahun 1920, perusahaan ini tumbuh sebagai perusahaan kertas terbesar di Eropa.
Di bawah kepemimpinan CEO Nokia Corporation, Bjorn Westerlund membuat divisi elektronik di perusahaan kabel Helsinski. Hal ini didasari prediksi adanya prediksi kemunduran usaha pabrik kertas yang saat itu dijalankan.
Diawali dengan banyak kegagalan, Nokia Corporation tetap melanjutkan usaha mereka dengan belajar dari berbagai kegagalan yang terjadi. Akhirnya, pada tahun 1970, Nokia mengajak sebuah perusahaan pembuat televisi, Salora untuk mengembangkan telepon genggam.
Sejak tahun 1980, Salora berhasil dimiliki sepenuhnya oleh Nokia. Pada saat bersamaan, Nokia memperoleh sebuah kesempatan untuk mengoperasikan jaringan telepon dari pemerintah Finlandia. Selanjutnya di awal 1981, Nokia menciptakan sebuah jaringan seluler pertama di dunia. Jaringan ini diberi nama Nordic Mobile Telephony yang disebut sebagai sistem seluler multinasional pertama di dunia.
Memasuki dasawarsa 90an, Nokia mengalami masalah pada perusahaan mereka. Kondisi ini berdampak pada kestabilan manajemen perusahaan yang berimbas pada proses pengembangan produk mereka. Namun demikian, dari kondisi ini kemudian proses kesuksesan Nokia mulai diraih hingga saat ini.
Hal ini terkait dengan keputusan CEO Nokia yang baru, Jorma Ollila untuk mengubah strategi bisnis Nokia. Jika sebelumnya, perusahaan ini mengelola beberapa jenis usaha yang tidak saling berhubungan, Ollila menganggap keputusan tersebut adalah sebuah hal yang perlu diubah.
Untuk meraih kesuksesan, Nokia harus berani untuk memilih salah satu divisi usaha mereka untuk dikembangkan secara serius. Pilihan yang diambil adalah mengembangkan divisi telepon seluler yaitu dengan membuat perangkat telepon seluler dan pengembangan jaringannya.
Akhirnya pada tahun 1991, Nokia berhasil menemukan sebuah sistem jaringan telepon seluler yang hingga kini masih digunakan yang dikenal dengan nama GSM. Saat pertama kali diperkenalkan di Finlandia, sistem ini memperoleh respon yang positif. Sejak saat itulah Nokia berhasil tumbuh menjadi raksasa baru di bidang telekomunikasi khususnya telekomunikasi seluler.
Harga Nokia
Faktor harga merupakan salah satu unsur yang dijadikan pertimbangan seseorang ketika mereka hendak membeli telepon genggam. Baik itu dari mahal atau murahnya harga pesawat telepon tersebut, atau juga harga jual kembali.
Inilah mengapa, Nokia banyak dipilih oleh masyarakat ketika mereka hendak membeli telepon genggam. Harga telepon genggam merek Nokia dinilai lebih memberikan keuntungan secara ekonomi bagi konsumennya. Terutama, ketika seseorang hendak menjual kembali telepon genggam mereka.
Biasanya, harga jual sebuah telepon genggam dalam kondisi bekas mengalami penurunan harga yang cukup tajam. Hal ini terjadi sebagai sebuah kewajaran karena telepon genggam termasuk dalam kategori barang elektronik yang harganya akan mengalami penyusutan.
Namun, hal itu tidak terjadi pada telepon genggam merek Nokia. Dari sisi harga, telepon genggam Nokia dinilai lebih menguntungkan. Selain harga yang terjangkau, pada saat dijual kembali harga jualnya pun tidak merosot terlalu jauh.
Di sisi lain, dengan harga yang ditawarkannya, telepon genggam Nokia memberikan banyak kelebihan. Diantaranya adalah fitur yang melekat pada telepon genggam tersebut, cukup mampu memberikan jawaban atas kebutuhan konsumen.
Seperti adanya fitur kamera, pemutar musik atau juga media peluncur internet. Selain itu, pada telepon genggam Nokia hampir semuanya dilengkapi fasilitas penghantar data baik dengan menggunakan kabel data maupun melalui fasilitas penghantar tanpa kabel. Fitur-fitur inilah yang kerap menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih sebuah telepon genggam.
Kehebatan Nokia Indonesia
Nokia Indonesia merupakan bagian dari raksasa produsen yang melayani kebutuhan konsumen di Indonesia. Hal ini merupakan sebuah bagian dari konsekuensi bisnis Nokia, dimana Indonesia termasuk salah satu pasar potensial yang banyak memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut.
Itulah mengapa, nama Nokia Indonesia bukan menjadi nama yang asing di telinga sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan, merk ini sudah menjadi salah satu merk utama atau brand image untuk merek telepon genggam di Indonesia. Salah satu buktinya adalah ketika dilakukan survey oleh lembaga penelitian, yang menyebutkan bahwa Nokia Indonesia merupakan merek telepon genggam favorit masyarakat.
Jika dilihat dari sejarah, Nokia merupakan sebuah nama yang sudah ada sejak lama. Namun, Nokia Indonesia baru dikenal secara luas ketika era telepon genggam mulai merambah di kawasan ini. Masa-masa awal masuknya Nokia ke Indonesia terjadi secara besar-besaran sejak awal tahun 2000. Pada masa itu, merek Nokia termasuk salah satu merek telepon genggam yang mudah dijumpai di kalangan pengguna telepon seluler tanah air.
Kondisi ini terjadi mengingat telepon genggam merek Nokia ini dianggap memiliki beberapa kelebihan daripada merek lainnnya. Di sisi lain, pada masa itu penyedia perangkat telepon genggam belumlah sebanyak sekarang ini. Sehingga hal ini mempermudah Nokia sebagai merek yang sudah lama berdiri untuk memperluas pasarnya di kalangan masyarakat Indonesia.
Pada saat itu, pesaing produk Nokia hanya berasal dari tiga merek besar lainnya. Ketiga merek pesaing Nokia pada saat itu adalah Siemens, Motorolla serta Ericsson yang kemudian dikenal dengan nama Sony Ericsson setelah perusahaan tersebut bergabung dengan perusaan elektronik dari Jepang yaitu Sony.
Ketika era perdagangan bebas mulai dijalankan, pesaing Nokia di pasar telepon seluler Indonesia semakin banyak. Salah satu pesaing yang cukup berpotensi menggerogoti pasar dari Nokia adalah masuknya telepon seluler produk dari China. Produk dari China ini membawa beraneka macam merek yang dikemas dengan penampilan modern seperti telepon seluler berharga mahal.
Dengan harga yang cukup murah, produk dari China tersebut diakui cukup mampu menarik minat dari konsumen. Selain karena harga yang terjangkau, banyak produk telepon seluler dari Chna yang memberikan fitur menarik seperti fasilitas kemampuan menangkap siaran televisi, menggunakan lebih dari satu nomor dalam satu telepon atau juga kemampuan untuk browsing internet.
Menghadapi kondisi ini, Nokia tidak merasa khawatir. Sebab, dengan posisinya yang sudah mapan di pasar telepon seluler tanah air. Meski demikian, sebagai jawaban atas serangan dari para pesaingnya, pada saat ini Nokia juga meluncurkan telepon seluler yang berharga murah dan dibuat dalam waktu yang berdekatan. Tujuannya agar mereka tidak tertinggal dari inovasi yang dilakukan para pesaingnya.
Oleh: AnneAhira