Surabaya International Jewellery Fair 2009
Perempuan Surabaya yang termasuk penggemar pemanis dimanjakan oleh aneka versi aksesori yang dijajar ratusan stan yang tergabung dalam acara Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2009. Acara yang berlangsung di hall Empire Palace tersebut dimulai 30 Oktober sampai Senin 2 November 2009.
Perhiasan yang dipamerkan berasal dari beraneka bahan. Mulai emas, emas putih, perak, hingga manik-manik. Penampilan mereka juga semakin manis dengan aksesori berlian, mutiara, serta kerikil druzy dan mabe. Bentuk druzy seperti kristal, tapi lebih keruh dan mempunyai retakan. Sedangkan mabe mirip mutiara, tapi lebih besar. Biasanya, yang dipakai hanya separo.
”Batu mabe dan druzy lazimnya dipadukan silver. Itu sih dari usulanharga,” jelas Marisa Indriani dari F.Xaverius Silver.
Jika dibanding bebatuan lain, mabe dan druzy banyak dicari akhir-akhir ini. Sebab, meski penampilannya glamor, harganya tidak terlalu mahal. ”Sekarang harga emas dan berlian kan cukup tinggi. Kaprikornus, silver dan bebatuan ini alternatifnya,” lanjut beliau.
Menurut Marisa, tren lain yang timbul ialah efisiensi. Banyak orang yang mencari pelengkap multifungsi. Misalnya, bros yang juga bisa dipakai sebagai pendant (liontin). ”Sekarang lagi animo liontin besar. Nah, bros juga besar. Makanya, beli satu mampu dua kali pakai,” ungkap perempuan berambut panjang itu. Soal gaya, yang etnik dengan banyak gesekan masih diminati.
Jika diperhatikan, banyak pemanis yang hadir dengan ukuran besar. Misalnya, gelang. Lebarnya mampu meraih 3-4 cm dengan ukiran yang agak rumit. Contohnya, yang tampakpada serial Sakura Blossom yang dirilis Hartono Wira Tanik (HWT), pemasokperusahaan dari emas putih PLG. Meski demikian, beberapa pemanis berbentuk minimalis masih mampu didapatkan di hampir semua stan.
Daisy Linda, salah seorang pengunjung, mengungkapkan bahwa tren pelengkap memang mengarah ke bentuk besar. Namun, wanita yang tinggal di kawasan Manyar itu penyuka bentuk minimalis. ”Saya lebih suka bentuk sederhana. Makara, meski trennya terus berubah, saya tetap dengan opsi saya,” tegas perempuan yang kemarin membeli kalung di stan HWT tersebut.
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim Hj Nina Soekarwo yang membuka acara SIJF berharap even tersebut bisa meningkatkan kualitas perajin Jatim. Istri Gubernur Jatim Soekarwo itu mengungkapkan, para perajin punya kesanggupan yang tak kalah dari produsen pabrikan.
”Kerajinan aksesori di Jatim sangat berpotensi memajukan kemakmuran penduduk ,” ucap Nina yang didampingi Ummu Fatma, istri Wakil Gubernur Saifullah Yusuf.
Berdasar data Dekranasda Jatim, tercatat sekitar 17 ribu orang melakukan pekerjaan di pusat-pusat industri kerajinan embel-embel. ”Para perajin rata-rata mampu menghasilkan USD 291,8 juta per tahun (sekitar Rp 2,7 triliun),” jelasnya.
Sementara itu, Panitia Penyelenggara SIJF 2009 Leo Hadi menyatakan, pameran tersebut masuk acara bazar tambahan dunia. ”Pameran komplemen internasional se-ASEAN sebelumnya berjalan di Bangkok. Surabaya patut besar hati sebab mewakili Indonesia selaku tuan rumah pameran internasional setiap tahunnya,” tuturnya.
Sumber: Jawa Pos