Peridot, Si Hijau Yang Mengesankan
Peridot ialah salah satu dari sebagian kecil batu permata yang mempunyai satu warna: hijau olive. Batu ini berasal dari mineral “olivine”, salah satu watu yang paling usang diketahui oleh manusia, dan merupakan satu-satunya watu yang didapatkan di meteorit. Intensitas warna hijaunya kadang-kadang tergantung dari seberapa banyak kandungan besi di dalam struktur kristalnya, sehingga warna kerikil peridot secara individual bisa berlawanan-beda dari kuning-hijau, hijau olive, hingga hijau kecoklatan. Yang paling banyak dicari yakni peridot yang berwarna hijau olive gelap.
Batu peridot termasuk batu yang tidak terlampau keras dan bisa retak jikalau terbentur. Namun kerikil ini cocok untuk dijadikan watu komplemen yang dipakai sehari-hari untuk acara formal ataupun kasual dan salah satu alasannya sebab watu peridot ini tidak terlalu berat.
Batu peridot adalah batu kelahiran untuk bulan Agustus.
Kadangkala watu ini kadang-kadang disalahartikan selaku watu zamrud. Itu memiliki arti, istilah zamrud katulistiwa selama ini sama artinya dengan peridot katulistiwa (?)
Ada banyak kepercayaan wacana faedah watu ini. Batu peridot dipercayai memiliki dampak-imbas antara lain digunakan sebagai kerikil “hoki” dan dipercaya mampu mengusir hawa-hawa negatif, mampu menyembuhkan penyakit asma, menenteng ketenangan dan kedamaian pada si pemilik dan jika meminum obat dari gelas yang yang dibuat dari watu peridot tersebut akan memajukan daya kemanjuran obat.
Peridot diandalkan mampu membantu biar harapan seseorang mampu jadi kenyataan. Legenda menyatakan bahwa bajak bahari mencintai peridot alasannya melindungi dari kuasa kegelapan/setan. Jika peridot diikat dengan emas (menjadi suplemen emas), akan melindungi pemakainya dari teror di malam hari. Untuk kesehatan, peridot membantu fungsi dari kelenjar adrenal, memperlihatkan keseimbangan energi fisik dan membantu orang yang terlalu sering mengalami ketegangan emosional/depresi.